Tenang



Tenang

Angin kembali menghembuskannya
Sejak awal sudah kuperhatikan
Walaupun hanya sebuah kaleng minuman kosong
Tetapi...
Hanya itu yang menarik perhatianku
Sembari menunggu kabar darinya
Benar saja dugaanku
Hari-hari biasa yang selalu sepi
Hanya suara derunan kipas angin
Yang selalu menemaniku
Dan lagi tanpa kabar darinya
Terkadang...
Aku menyukai keramaian
Karna bisa melupakannya walaupun sejenak
Terkadang...
Aku menyukai kesepian
Karna sepi bisa menenangkanku

Di Ujung Waktu


Di Ujung Waktu
by: dwi gusti adiningrum

Langit tampak berwarna abu-abu, matahari malu-malu menampakkan dirinya, diam bersembunyi di balik awan yang kelabu, angin sangat ricuh, dedaunan bertebaran dimana-mana, seakan-akan mengikuti setiap langkahku, membuat suasana aneh, begitu juga dengan hatiku saat ini.

Dan lagi aku menyendiri  di balkon, disini tempat persinggahan setiap dimana aku merasakan kesepian dan mempunyai masalah. Biasanya dibalkon ini aku ditemani oleh sebuah teddy bear coklat pemberianmu dan diary kecilku. Tapi, kali ini berbeda dengan biasanya tanpa ditemani benda-benda itu, aku ngak sanggup lagi memeluk teddy bear coklat itu, aku hanya bisa memandangi teddy bear itu dari kejauhan, yaitu dari ranjang tempat tidur ku ke arah sudut kamar.

Aku mengingat kejadian lalu, Aku merasa bersalah dan menyesal dengan keadaan ini, andai waktu bisa diulang kembali. Dimana aku telah menyia-nyiakan seseorang yang bernama: "ARI" orang yang bisa dikatakan tenar dikalangan cewek disekolah ku. Ari anak sepak bola tetapi ngak sombong kayak yang lainnya, sekolahku cukup berbeda dengan sekolah lain, biasanya sekolah lain terkenal dengan anak basketnya, kalau disekolahku terkenal dengan anak sepak bola.

Cowok itu pernah singgah dihatiku, meskipun hanya sebentar itupun karna ulahku, lama kita jadian bisa dihitung dalam beberapa minggu saja. Sekarang, pikiranku begitu pekat mengenang saat pertama kali kenal ataupun jadian dengan Ari. Aku sangat bahagiaaa sekali, tapi ucapku saja bahagia, dalam hati biasa-biasa aja.

Teman-teman dan para guru mendukung kami pacaran. Teman-teman ku berpesan: “jangan sia-siain Ari ya April, jangan galauin mantan lagi, ingat udah ada Ari yang lebih perfect dari pada mantan kamu”

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Sekarang, aku menyesal mengabaikan semua pesan dari temanku, sekarang aku baru sadar, apa yang mereka bilang benar.

Waktu terasa cepat berlalu, meskipun kenangan kita ngak terlalu banyak tapi, penyesalan aku begitu dalam, andai ada kesempatan kedua untukku. Mungkin, Aku ngak bakal lagi “Cuekin kamu, jarang balas sms kamu” 
Aku tau , Ari mengakhiri hubungan kita karna aku tidak terlalu mempedulikan Ari dan Ari muak dengan semua sikapku, saat awal-awal baru putus aku ngak merasakan galau yang berlarut-larut, hanya bersikap seperti biasa saja, ngak ada penyesalan sama sekali.

Beberapa minggu kemudian aku dapat kabar dari temanku, katanya: “Ari jadian sama Ifah” Aku kaget dan langsung berdiri dari tempat dudukku.
Aku menjawab: “haa. . yang benar ? kamu tau darimana ?”
Dan teman ku hanya mengangguk saja, aku langsung terduduk dan ngak menyangka dengan semua ini, pikiranku melayang: “kenapa sahabat sendiri tega begitu kepadaku” 
Aku pun baru ingat Aku pernah curhat ke ifah: “ifah sebenarnya aku ngak terlalu cinta ke Ari” ifah hanya jawab: “kamu jalani aja dulu” 
Menurut ku, ifah tega gituin aku karena dia tau aku ngak terlalu cinta ke Ari
“ya tuhan aku menyesal bilang gitu ke ifah” ujarku dalam hati.

Padahal ifah ngak terlalu cantik tapi, mungkin Ari hanya melihat ifah dari sisi perhatian, jauh berbeda denganku. Hati ku langsung teriris-iris, sangat tergores saat mengetahui itu semua, padahal aku dulu ngak terlalu cinta ke Ari, tapi kenapa sekarang. . . (perkataanku terhenti) 

Air mataku langsung menetes, teman-teman ku langsung memandangiku, aku mengabaikan semua pandangan itu, aku hanya menunduk, perlahan-lahan temanku merapat kebangku ku, teman-temanku mengusap-ngusap punggungku, mungkin mereka tau aku nangis karena apa dan mereka semua hanya diam seribu bahasa melihat aku menangis. Perlahan-lahan aku mencoba menegakkan kepala. Tiba-tiba Ari jalan menuju bangku ku.

Dia berkata: “kenapa kamu?” aku hanya menjawab: “gapapa (sambil mengusap air mata) dan tersenyum”. Aku ngak sanggup menatap Ari lama-lama, bahkan itu membuatku tambah menyesal dengan semua ini. Aku langsung mengambil tas, berlari keluar kelas lalu izin ke guru piket, alasannya pun aku sakit. Setelah itu aku menghubungi mama. Tak lama kemudian, mama datang menjemputku.

Mama bertanya: “kakak kenapa? Tadi dirumah sehat-sehat aja”
Aku menjawab: “disekolah sakit aja ma, sakit kan datang mendadak aja, karena cuaca mungkin ma” (Ma maaf aku bohong, ngak mungkin aku bilang masalah ini ke mama) ujarku dalam hati.

Sampai dirumah aku langsung menuju kamar dan menangis sepuas-puasnya hingga hati ini lelah untuk menangisi semua ini.
Aku berpikir: “kenapa sih sahabat sendiri tega gituin aku” 
Oke aku akui dulu aku ngak terlalu cinta ke Ari tapi, setelah Ari ninggalin aku, aku baru merasakan benar-benar cinta ke Ari. 
Huuh. . . hati ini benar-benar aneh, aku semakin ngak ngerti dengan semua ini.
Tuhan kenapa semua ini terjadi kepadaku, apa karna aku terlalu ego dengan semua ini ? Apakah ini yang dinamakan karma ?

Aku ngak tau lagi mau curhat ke siapa lagi, tiba-tiba terlintas dipikiranku. Ada teman yang begitu setia mendengar curhatan ku, walaupun kita berbeda pulau, RIKA namanya. Aku menelfon dia, semua kejadian itu aku ceritakan kepada Rika, Rika pun berusaha menenangi hatiku, aku pun sudah agak terhibur. 

Saat aku udah ngak telfonan sama rika, tiba-tiba pikiranku langsung teringat Ari, tiba-tiba aku ingin tau keadaan Ari sekarang dan akhirnya aku pun mengirim pesan:
To: ARI
Seandainya waktu bisa diputar, pasti aku ngak bakal nyia-nyiain kamu:’)
Setelah beberapa jam Ari ngak membalas dan aku tetap menunggunya, ternyata Ari benar-benar ngak membalas pesan dariku, aku berfikir mungkin Ari sudah terlalu benci dan kecewa kepadaku.

Sampai sekarang aku merasa Ifah menjauh dari ku, aku tau mungkin ini karena dia jadian sama Ari dan merasa canggung denganku. 
Hari semakin larut, perutku terasa lapar, tapi aku malas untuk menelan nasi, dan aku memutuskan untuk pergi ke supermarket. Disana aku memborong cokelat, orang-orang sekeliling heran liatku. ahh aku ngak peduli, kan aku konsumen jadi suka-suka aku dong, yang lain bilang sih ya kalau lagi galau tu enaknya makan coklat, kali ini aku coba deh.

Sampai dirumah, mama heran liatku, tadi disekolah sakit. Nahloh dirumah keenakan makan coklat “ujarku dalam hati” aku makan coklat sambil senyum-senyum aja “haha terserah deh mama mau bilang apa” perutku sudah terlalu kenyang dan aku pergi ke kamar.

Di kamar, aku menghampiri meja belajar, saat mau mengambil buku pelajaran, tampak sebuah buku kecil dan ternyata itu diary lama ku. Aku membuka diary itu dan membaca kenangan-kenangan lama. Tak sengaja aku membaca diary sewaktu aku masih jadian dengan Ari. Dan "kenapa ada nama ARI lagi, kenapa ?"

Air mata ini berderai tiada hentinya, apalagi diiringi lagu-lagu melow yang sedang aku putar dan  membuat aku hanyut dalam suasana ini .
Malam semakin larut, tetapi mata ini susah untuk dipejamkan, biasanya setiap mau tidur ada yang ngucapin “Good Night” tapi sekarang ?  udah ngak ada lagi. ah sudahlah, semua sudah berlalu, sedangkan air mata masih belum berlalu. 
“pokoknya aku nyesel nyesel nyesel, nyeseelllll” teriakku dalam hati sambil nangis.
Mungkin karna kelelahan, aku tertidur.


****  
> Kringgggggg!!!!!!
Alarm ku berbunyi sangat keras “huh kalau tiap hari gini terus bisa-bisa budek ni telinga ku” ujarku setengah sadar
Saat lirik jam. "Apa ? jam 07.00 a.m"
Aku langsung turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi, makan pun ngak sempat.

Tiba disekolah pagar pas langsung ditutup.
“nasib-nasib syukurlah” ujarku sambil ngusap dada
Saat pelajaran pertama berjalan dengan lancar, ngak ada yang aneh bagiku. Tapi, yang aneh itu saat belajar BK (Bimbingan Konseling) guru BK memberi pertanyaan: “Apa pendapat kamu tentang CINTA, SAYANG, MAJU dan BERUSAHA ?”

Saat yang lain tampil teman-teman ku hanya mengobrol-ngobrol saja, jadi ngak terlalu grogi, aku pun ikutan PD kalau gitu.
Tapi, saat nama ku di panggil “APRIL KHAIRANA” teman ku diam semua, pandangannya tertuju padaku “ya ampun kenapa semua liatnya fokus padaku, aku langsung grogi dan agak menunduk.

Menurut aku: CINTA adalah kasih sayang, cinta itu buta, cinta itu datang dan pergi tanpa disadari, lukanya pergi dengan lambat dan saat cinta sudah pergi kadang cinta tetap tertinggal bersama bayangannya, untuk mendapatkan dan melupakan cinta juga dibutuhkan usaha. 
"loh kok malah curhat gini ya" ujarku dalam hati dan agak bingung
Aku baru menjelaskan tentang cinta, semua orang langsung tepuk tangan dan ARI pun terseyum kepadaku. Dan teman-teman ku bilang: “ciee april, mendalam banget kata-katanya buat ARI”

Aku langsung tertunduk, malu rasanya dan perasaan ini bercampuk aduk, rasanya mau nangis, tapi untunglah semua itu dapat ku kendalikan. Apalagi saat ARI tersenyum kepadaku “ya ampun ARI kenapa kamu buat rasa aku muncul lagi” ujarku dalam hati

''Teng teng tenggg!!!!''
Jam pulang berbunyi ….
Pulang sekolah aku ngak langsung pulang kerumah, aku pergi ke pantai. biasanya pantai bisa menghilangkan masalah, pemandangannya yang bikin suasana hati aku tenang dan damai. Dipantai aku hanya sendirian tanpa ditemani siapa pun, sambil memandangi sunset. Baru kali ini aku melihat sunset sendirian, sepi banget rasanya. Ketika sunset sudah hampir habis, aku memutuskan untuk pulang dan langit pun mulai gelap.

Diperjalanan aku membawa motor sekencang-kencangnya, tanpa menggunakan sweater. Sampai dirumah tampangku agak lesu dan aku langsung ke kamar, di kamar kesepian itu sangat terasa, aku mengingat senyuman ARI tadi, aku heran maksud dari senyuman ARI tadi apa dan lagi aku mengirim pesan ke ARI tanpa malu sedikitpun.
To : ARI
Jangan bikin rasa aku balik lagi, pliss!
Beberapa menit kemudian ARI membalas  :
From : ARI
Kenapa kamu ?
“Kan sadar kamu ARI, pikir aja sendiri, aku udah terlalu terluka banget karena kamu ARI” ujarku dalam hati. Tapi aku ngak membalas pesan darinya.
Aku mencoba lupakan ARI, berusaha mengikhlaskan ARI bersama Ifah. Sudah berbagai cara aku gunakan tetap aja ngak bisa. “ARI kenapa susah banget untuk lupain kamu” ujarku dalam hati

Dan lagi aku menangis, aku sangat menyesal dengan semua ini, kenapa aku sadar ngak dari dulu aja, kenapa sekarang aku baru sadar. Dan kenapa saat ARI sudah bersama Ifah aku baru sadar. Aku semakin ngak ngerti sama perasaan ku yang ngak karuan ini.

Sekarang aku hanya bisa diam dan menunggu kamu ARI. Aku tetap ngak rela kamu bersama Ifah, mungkin mustahil buat kita bisa bersatu lagi, meskipun hati ini sering menangis kamu tetap diam, oke aku mencoba lupakanmu, walaupun ini pahit.

****

KEDATANGAN RAY

Beberapa minggu kemudian, di acara ulang tahun kakak temanku yang ke-17 “sweetseventeen” tepatnya. aku diundang di acara itu, semua peserta undangan menggunakan topeng. Disana aku berkenalan dengan cowok yang bernama RAY. Ray itu anak mobil, biasanya cewek-cewek banyak kagum sama anak mobil, jadi terbilang banyak saingan ku.

Saat acara sudah selesai, aku memutuskan untuk pulang. Mama ngak bisa jemput, terpaksa deh pulang sama ray. Saat aku diantarnya ke rumah dia berkenalan dengan mama papaku, jarang cowok sopan gitu ke orang tua.
Semenjak di tempat ulang tahun itu kami saling berkomunikasi dan pulang sekolah aku di jemputnya, pergi main pun kita sering bersama dengan seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan rasa galau aku mulai menghilang tetapi aku masih sayang sama ARI.

Setelah sebulan lebih kita saling mengenal satu sama lain, aku mulai ada rasa ke Ray, tapi hati ini masih tetap sayang ARI. Aku tetap yakin mungkin Ray juga suka ke aku. “gilaa, PD kali ya” ujarku dalam hati
Saat malam minggu ray mengajakku untuk keliling-keliling padang. tawarannya tentu aku terima, saat sudah lelah keliling-keliling, akhirnya kami pun berhenti di sebuah cafe di sekitar pondok, disana lampunya kerlap-kerlip bernuansa romantis. Kayaknya Ray mau bilang sesuatu, tapi aku pura-pura ngak tau aja.

Beberapa menit kemudian, Ray berbicara “April, sebenarnya sejak pertama kita kenal aku sudah mulai ada rasa ke kamu, menurutku saat ini waktu yang tepat untuk menyatakannya, April maukah kamu jadi pacarku ? “
Aku terdiam dan langsung tersipu malu, pikiranku berubah-ubah, menjadi bimbang tak menentu, entah kenapa rasa deg-degan semakin kencang. “Akhirnya ray menyatakan perasaannya kepadaku” Ujarku dalam hati

Saat ini aku menyukai dua orang, sekarang aku harus memilih, diantara yang pasti dengan yang tak pasti. Tapi hati ini tak bisa di bohongi, sayang aku ke ARI lebih daripada ke Ray. Aku memutuskan untuk menjawab pertayaan Ray besok sore, ray dengan terpaksa meg-iyakan kemauan ku. 
Hari semakin dingin, malam sudah semakin larut dan aku mengajak ray untuk segera pulang. Di perjalanan kita hanya diam membisu, ngak ada yang mau untuk memulai percakapan, aku hanya berkata-kata dalam hati saja, ceritanya gengsi untuk mulai duluan, kebanyakan cewek emang gitu.

Beberapa menit kemudian aku sampai di rumah, tiba di rumah aku langsung masuk saja, ngak ada mengucapkan “sampai ketemu besok Ray, hati-hati dijalan ya” mungkin ray heran denganku, tapi sudahlah itu sudah berlalu.
Di kamar aku langsung tepar, aku merenungkan pertanyaan dari Ray tadi sambil memandagi langit-langit kamar.
“Apakah iya aku harus terima Ray? aku hanya cewek biasa, sedangkan Ray terlalu perfect bagiku, lagian sayang aku ke Ray masih sedikit di bandingkan ke ARI, tapi ARI sudah bersama Ifah. berarti saat ini aku lebih memilih cinta yang tak pasti.
Beberapa menit kemudian, Ray mengirim pesan kepadaku, tetapi aku malas untuk membaca apalagi membalasnya.

Malam semakin larut dan keesokan harinya pagiku di penuhi dengan aktifitas seperti biasa ya tentunya belajar di sekolah dan sepulang sekolah ternyata di gerbang telah ada Ray menjemputku. Ray tidak mengantarku langsung pulang ke rumah, aku tau pasti Rayt menunggu jawabanku kemaren, kami singgah ke tempat makan. Disana ray memulai percakapannya, jujur saat Ray bicara pikiran ku melayang-layang ngak fokus sedikitpun dan aku harus berani untuk menolak ray TITIK. Aku gak bisa untuk bohongi perasaanku bahwa aku masih sayang ARI.

Dan akhirnya saat Ray menanya jawabanku, aku bilang “Ray maafin aku, kamu terlalu perfect bagiku, sedangkan aku hanya cewek biasa ngak pantas buat kamu, lagian diluar sana masih banyak cewek yang lebih daripada ku, aku masih sayang seseorang Ray, maaf”

Kayaknya Ray sangat kecewa dengan ku, tapi setidaknya aku udah jujur walaupun itu pahit bagi Ray. Ray hanya tertunduk saat mendengar jawabanku.
Ray mengajakku untuk pulang, di perjalanan aku memulai percakapan “Ray maafin aku Ray, aku ngak bermaksud buat ngecewain kamu”
Tapi, Ray hanya diam. Ya dan aku maklumi itu mungkin dia kesal denganku, aku merasa sangat bersalah kenapa aku harus bilang aku masih sayang seseorang, ahh kacauu ni lidah.
Setiba di rumah “makasi ray, hati-hati di jalan ya” dan Ray ngak menjawabnya sedikitpun, hanya langsung pergi begitu saja.
Hmm ya sudahlah mugkin Ray perlu ketenangan, beberapa menit kemudian ada yang menelfonku dan ternyata ada kabar buruk bahwa Ray kecelakaan, aku bergegas untuk pergi ke rumah sakit, di rumah sakit aku bertemu dengan mama Ray, mama Ray menceritakan semua kejadian tadi dan ternyata Ray sering membicarakan tentang ku kepada mamanya, seolah-olah mamanya sudah kenal dekat ku, padahal baru ketemu.

Di rumah sakit Ray terbaring lemah, dengan keadaan kepalanya di balut perban, dan ternyata Ray koma. Astaga Ray kenapa kamu bisa gini, padahal maksud ku ngak begini. Aku masuk kedalam ruangan itu tanpa di temani siapapun, hanya ada aku dan Ray, aku hanya menangis melihat keadaan Ray, ternyata Ray mengeluarkan air mata, mungkin Ray mendengar tangisan aku, “Ray maafin aku, aku gak bermaksud buat begini, aku juga sayang kamu Ray, tolong sadarlah”
Air mata Ray terus keluar dan tiba-tiba berhenti dalam waktu bersamaan komputer denyut jantung Ray pun berhenti. Aku terkejut dengan kejadian itu lalu segera memanggil dokter dan ternyata ray sudah ngak bisa di tolong lagi. Aku langsung menangis karna kejadian itu, aku sangat menyesal Ray.

Dan di pemakaman semua orang menggunakan pakaian hitam-hitam, itu semakin membuat suasana menjadi sedih, cuaca mendung seolah-olah megikuti suasana duka dan suasana hatiku.  Saat semua sudah selesai di lakukan sampai penguburan, semua orang satu-persatu pulang dan di pemakaman semakin sepi, disana aku menangis karna Ray telah tenang disana.
Dan aku berjanji Ray bakal lupain ARI, karna aku tau kamu kecewa kan karna aku masih sayang seseorang dan seseorang itu ARI. Saat ini aku akan mencoba lupain ARI demi kamu Ray, andai engkau tau sebenarnya aku juga menyayangimu Ray.